Kredit atau pinjaman lunak untuk membiayai uang kuliah dianggap penting
dan bisa dipertimbangkan untuk kebutuhan jangka panjang perguruan tinggi
dalam mendapatkan mahasiswa berkualitas. Cara ini dianggap dapat
memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa-siswi setingkat
SMA/sederajat untuk mendapatkan kesempatan mengenyam pendidikan tinggi.
Kewajiban membayar pinjaman dimulai setelah mahasiswa lulus dan bekerja, yang dapat dicicil 11 sampai 14 tahun. Untuk mendapatkan pinjaman, calon mahasiswa diseleksi dulu.
Demikian diungkapkan Direktur Siswa Bangsa Stefanus Aryawan kepada Kompas.com di
Jakarta, Kamis (5/8/2010), terkait persoalan mengatasi mahasiswa yang
tidak mampu secara ekonomi namun memiliki kemampuan akademis tinggi
untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi.
Melalui program
Dana Siswa Bangsa, Siswa Bangsa memberikan pinjaman lunak jangka
panjang untuk pendidikan kepada para mahasiswa di sekolah-sekolah
tinggi yang berada di bawah naungan Putera Sampoerna Foundation (PSF),
yaitu Sampoerna School of Business (SSB) dan Sampoerna School of
Education (SSE).
Adapun jurusan yang terdapat di SSB antara lain
adalah Manajemen dan Akuntansi, sedangkan di SSE adalah Matematika dan
Bahasa Inggris. Tahun ini, kata Stefanus, sebanyak 75 mahasiswa SSE dan
75 mahasiswa SSB telah mengambil kesempatan ini.
"Besarnya
pinjamannya 300 juta (rupiah) untuk SSB dan 169 juta (rupiah) untuk SSE.
Pinjaman ini diberikan kepada mahasiswa selama empat tahun masa
studi mereka," tutur Stefanus.
Selama masa studi tersebut,
mahasiswa tidak dibebani biaya apa pun yang berkaitan dengan kegiatan
wajib maupun ekstrakurikuler, bahkan pelatihan-pelatihan yang bertujuan
untuk meningkatkan kualitas pendidikan mereka. Semua biaya, kata dia,
akan ditanggung dan dibayarkan langsung ke sekolah tinggi masing-masing
tanpa melalui mahasiswa.
"Kewajiban membayar pinjaman dimulai
setelah mahasiswa lulus dan bekerja, yang dapat dicicil 11 sampai 14
tahun. Dan untuk mendapatkannya, mereka diseleksi ketat, baik secara
akademis maupun kondisi perekonomiannya," terangnya.
Sebagai
mediator pembiayaan, sambung Stefanus, Koperasi Siswa Bangsa menerapkan
sistem persentase. Para mahasiswa yang telah lulus akan membayar
pinjaman sebesar 25 persen dari gaji yang mereka terima.
"Sehingga
besaran cicilan akan mengikuti perkembangan dari pendapatan mereka.
Dana yang dikembalikan tersebut kemudian seutuhnya akan digulirkan
kembali untuk membantu pembiayaan mahasiswa dari generasi selanjutnya,"
kata dia.
Hanya, tambah Stefanus, program student financing tersebut
baru diterapkan di PSF. Ia mengakui, Siswa Bangsa masih
mempertimbangkan untuk ekspansi ke perguruan tinggi lain di luar PSF.
0 komentar:
Posting Komentar