Wawasan para guru harus terus ditingkatkan, terutama saat ini dalam penguasaan internet sebagai media pembelajaran di sekolah. Harus ada lompatan besar guna meningkatkan kualitas guru untuk mengatasi ketertinggalan pada era digital saat ini.
"Di dunia maya banyak sekali informasi bisa diaplikasikan. Mulai informasi pendidikan sampai metode pembelajaran bisa menjadi inspirasi guru untuk berkreativitas di kelas".
-- M Ihsan
Demikian diungkapkan Ketua Ikatan Guru Indonesia (IGI) Satria Dharma
saat mendeklarasikan gerakan nasional "Guru Melek Internet" di acara
Kuliah 3000 Guru di Surabaya, Sabtu (7/5/2011). Program yang digelar IGI
bekerja sama dengan PT Telkom itu menargetkan 100.000 guru melek
internet selama tiga tahun ke depan.
"Harus ada lompatan revolusioner di bidang pendidikan agar bangsa ini tidak tertinggal oleh bangsa lain," tegas Satria Dharma.
Ia
mengatakan, secara intensif guru-guru yang sama sekali tidak mengenal,
tidak mengerti, dan tidak memahami internet harus menjadi guru yang
"melek" internet. Internet telah menjadi sumber belajar yang luar biasa
sehingga harus diketahui dengan baik oleh guru sebagai garda depan dunia
pendidikan.
Sekretaris IGI M Ihsan mengatakan, kemajuan bangsa
ditentukan oleh guru sehingga perubahan kualitas guru tidak bisa
ditawar-tawar lagi. Ia mengatakan, harus ada lompatan besar guna
meningkatkan kualitas tersebut."Di dunia maya banyak sekali
informasi dan sumber belajar yang bisa diaplikasikan di dalam kelas.
Informasi pendidikan, cara mengajar, dan metode pembelajaran juga bisa
menjadi inspirasi guru untuk berkreativitas di kelas. Dengan semakin
menariknya pembelajaran di kelas, interaksi guru-siswa dalam kegiatan
belajar-mengajar juga semakin intens. Dengan begitu, guru dan siswa
akan terus dituntut berinovasi," ujar Ihsan."Ini artinya guru pun dituntut untuk terus belajar. Bukan hanya siswa saja yang belajar," katanya.
Untuk mendukung program tersebut, lanjut Ihsan, IGI telah menghimpun para guru yang sudah lebih dulu melek internet sebagai trainer.
Terkait hal itu, pihaknya baru saja menyelenggarakan pelatihan agar
guru memiliki avatar di dunia maya melalui program Second Life Virtual
(SLV).
"Dalam program ini, guru-guru di seluruh dunia bisa
berinteraksi dan berbagi ilmu. Kami berharap target ini bisa
dilaksanakan dalam tiga tahun," kata Ihsan.
0 komentar:
Posting Komentar